Diare merupakan kondisi yang umum terjadi, tetapi jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bisa jadi itu merupakan diare kronis.
Diare kronis didefinisikan sebagai kondisi diare yang berlangsung lebih dari empat minggu. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari faktor makanan hingga kondisi medis tertentu.
Oleh karena itu, diagnosis yang tepat dari dokter sangat penting untuk menentukan penyebab dan penanganannya.
Penyebab Diare Kronis
1. Alergi Makanan
Beberapa orang mengalami reaksi alergi terhadap makanan tertentu, seperti susu atau gluten. Alergi makanan dapat memicu peradangan di saluran pencernaan, yang menyebabkan diare berkepanjangan.
2. Efek Samping Obat-obatan
Beberapa jenis obat, seperti antibiotik, obat pencahar, atau obat untuk tekanan darah tinggi, dapat menyebabkan diare sebagai efek samping.
Jika seseorang mengonsumsi obat-obatan ini dalam jangka panjang, diare kronis bisa terjadi.
3. Penyakit Radang Usus
Penyakit radang usus seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif dapat menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaan, yang mengarah pada diare yang tidak kunjung sembuh.
4. Sindrom Malabsorbsi
Kondisi ini terjadi ketika usus tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik, misalnya pada penderita penyakit celiac atau intoleransi laktosa. Gangguan penyerapan ini dapat menyebabkan diare kronis.
5. Penyakit Infeksi
Beberapa infeksi bakteri, virus, atau parasit yang menyerang saluran pencernaan dapat menyebabkan diare kronis. Infeksi ini biasanya didapat dari makanan atau air yang terkontaminasi.
Cara Dokter Mendiagnosis Diare Kronis
Untuk menentukan penyebab diare kronis, dokter akan melakukan beberapa prosedur pemeriksaan, antara lain:
1. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda peradangan atau gangguan pada saluran pencernaan.
Biasanya, dokter akan mengecek area perut atau abdomen guna mengetahui apakah ada rasa nyeri atau pembengkakan.
2. Pemeriksaan Riwayat Medis
Riwayat medis pasien sangat penting untuk menentukan faktor pemicu diare. Dokter akan menanyakan berbagai hal.
Adapun seperti durasi dan frekuensi diare, pola makan, riwayat penyakit sebelumnya, penggunaan obat-obatan, dan faktor lingkungan.
3. Tes Laboratorium
Untuk membantu menegakkan diagnosis, dokter dapat merekomendasikan beberapa tes laboratorium, seperti:
– Tes darah untuk mengecek kadar elektrolit, tanda-tanda infeksi, atau gangguan pencernaan lainnya.
– Tes tinja untuk mendeteksi adanya bakteri, virus, parasit, atau tanda-tanda peradangan di dalam saluran pencernaan.
4. Prosedur Pencitraan
Jika diperlukan, dokter mungkin akan melakukan prosedur pencitraan seperti:
– Endoskopi untuk melihat kondisi saluran pencernaan bagian atas dan mengambil sampel jaringan jika diperlukan.
– Kolonoskopi untuk memeriksa bagian usus besar guna mendeteksi adanya peradangan atau kelainan lain yang mungkin menjadi penyebab diare kronis.
Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?
Jika diare berlangsung lebih dari empat minggu atau disertai gejala seperti penurunan berat badan drastis, nyeri perut parah, atau darah dalam tinja, segera periksakan diri ke dokter untuk dapat penanganan yang tepat.
Salah satu tempat yang dapat Anda kunjungi untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan adalahKlinik Amalia Bunda Medika.
Klinik ini membuka Poli Saraf dengan dr. Irfan Alfarizi, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Jadwal Praktik:
– Hari: Selasa & Kamis
– Pukul: 16.30 – 18.30
Mengetahui penyebab diare kronis dan mendapatkan diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan langkah pengobatan yang sesuai.
Jika Anda mengalami gejala diare kronis, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang optimal.***