Pernahkah Anda merasa leher tegang tanpa sebab yang jelas? Atau mengalami sensasi tidak nyaman di kepala yang sulit dijelaskan? Bisa jadi, penyebabnya adalah asam lambung yang naik.
Banyak yang mengira asam lambung hanya menimbulkan nyeri di perut atau dada, tetapi kenyataannya, gejalanya bisa lebih luas dan bahkan sampai ke kepala.
Hubungan Antara Asam Lambung dan Ketegangan Leher
Asam lambung naik atau gastroesophageal reflux disease (GERD) terjadi ketika asam dari lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai gejala, seperti sensasi terbakar di dada (heartburn), rasa pahit di mulut, serta sulit menelan.
Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa asam lambung juga dapat memicu ketegangan pada leher.
Ketika asam lambung mencapai bagian belakang tenggorokan, jaringan di sekitarnya bisa mengalami iritasi. Ini menyebabkan refleks otot yang membuat leher terasa tegang.
Selain itu, gangguan asam lambung juga bisa menimbulkan reaksi stres pada tubuh, yang berkontribusi pada ketegangan otot, termasuk di area leher dan bahu.
Ciri-ciri Asam Lambung Naik ke Kepala
Naiknya asam lambung tidak hanya menyebabkan ketegangan pada leher tetapi juga dapat menimbulkan gejala lain yang menjalar hingga ke kepala. Berikut beberapa ciri yang perlu Anda waspadai:
1. Sakit kepala tegang
Ketika otot-otot di leher dan bahu menjadi tegang akibat asam lambung, Anda mungkin mengalami sakit kepala tipe tegang (tension headache). Rasa nyeri biasanya terasa di sekitar dahi, pelipis, atau bagian belakang kepala.
2. Pusing dan sensasi melayang
Beberapa penderita GERD melaporkan perasaan pusing atau tidak stabil, yang bisa diakibatkan oleh ketidakseimbangan tekanan dalam tubuh akibat refluks asam.
3. Rasa terbakar yang menjalar ke tenggorokan dan kepala
Sensasi panas atau terbakar yang dimulai dari dada dapat menyebar hingga ke tenggorokan dan bagian bawah kepala, menyebabkan ketidaknyamanan berkepanjangan.
4. Kesulitan menelan dan tenggorokan kering
Asam lambung yang naik bisa mengiritasi tenggorokan, membuatnya terasa kering, gatal, atau bahkan nyeri saat menelan.
5. Telinga berdengung atau tidak nyaman
Beberapa penderita GERD mengalami tekanan atau ketidaknyamanan di telinga karena saluran yang menghubungkan tenggorokan dan telinga bagian dalam bisa terpengaruh oleh naiknya asam lambung.
Cara Mengatasi Ketegangan Leher Akibat Asam Lambung
Jika Anda sering mengalami ketegangan leher dan kepala akibat asam lambung, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala:
– Perhatikan pola makan
Hindari makanan pemicu refluks seperti makanan berlemak, pedas, kafein, dan alkohol. Sebaiknya makan dalam porsi kecil tetapi sering.
– Jangan langsung berbaring setelah makan
Beri jeda minimal dua jam sebelum berbaring atau tidur agar lambung memiliki waktu untuk mencerna makanan dengan baik.
– Atur posisi tidur
Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi dari perut dapat membantu mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.
– Kelola stres
Stres dapat memperburuk gejala GERD, termasuk ketegangan otot di leher. Cobalah teknik relaksasi seperti meditasi atau olahraga ringan.
– Konsultasi dengan dokter
Jika gejala berlangsung lama atau semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Klinik Utama Amalia Bunda Medika: Layanan Kesehatan untuk Anda
Jika Anda mengalami gejala yang mengganggu akibat asam lambung atau kondisi kesehatan lainnya, Klinik Utama Amalia Bunda Medika siap membantu.
Klinik ini didirikan oleh Yayasan Amal Bunda dengan tujuan memberikan pelayanan terbaik bagi lansia dan penerima manfaat pengobatan gratis.
Kontak Klinik Utama Amalia Bunda Medika:
– WhatsApp: 0823-2969-9844
– Email: amaliabundamedika@gmail.com
– Alamat: Jl. Rajiman No. 44 Kebonmanis, Kec. Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah
Kesimpulan
Ketegangan leher dan gejala yang menjalar ke kepala bisa jadi berkaitan dengan naiknya asam lambung. Memahami hubungan ini penting agar Anda bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Jika gejala terus berlanjut, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang sesuai.***