Amalia Bunda Medika

TBC Sakitnya di Mana? Ini Penularan yang Harus Diwaspadai

Bagikan :

Batuk tak kunjung sembuh, tubuh melemah, dan berat badan turun drastis? Jangan abaikan. 

Bisa jadi itu tanda tuberkulosis atau TBC, penyakit menular yang masih jadi masalah kesehatan serius di Indonesia. 

Artikel ini akan mengulas di mana letak nyeri TBC terasa dan bagaimana penularannya bisa terjadi tanpa disadari.

TBC Menyerang Bagian Tubuh Mana Saja?

Saat mendengar TBC, kebanyakan orang langsung membayangkan penyakit paru-paru. 

Memang benar, TBC paru adalah bentuk paling umum. Namun, TBC juga bisa menyerang organ lain. Berikut penjelasannya:

1. TBC Paru: Nyeri Dada dan Batuk Lama

Ini bentuk TBC yang paling dikenal. Gejalanya mencakup:

  • Batuk lebih dari dua minggu, sering berdahak atau bercampur darah
  • Nyeri di dada, terutama saat bernapas atau batuk
  • Sesak napas, lemas, demam ringan, dan berkeringat di malam hari

Nyeri umumnya terasa di bagian dada karena peradangan pada paru-paru atau selaput pembungkus paru (pleura).

2. TBC Ekstra Paru: Bisa di Tulang, Kelenjar, hingga Otak

Tuberkulosis bisa menyebar ke luar paru-paru, termasuk:

  • Tulang belakang: menyebabkan nyeri punggung yang tak membaik
  • Kelenjar getah bening: biasanya muncul benjolan leher yang tidak nyeri
  • Ginjal dan saluran kemih: ditandai nyeri pinggang dan darah dalam urine
  • Otak (meningitis TBC): gejalanya berupa sakit kepala hebat, mual, dan kaku kuduk

Jenis ini disebut TBC ekstra paru dan seringkali sulit dikenali karena gejalanya menyerupai penyakit lain.

TBC Menular Lewat Apa?

TBC tidak menular lewat sentuhan atau berbagi makanan, tetapi melalui udara. 

Saat penderita TBC paru batuk, bersin, atau bahkan berbicara, mereka menyebarkan partikel kecil yang mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosiske udara.

Jika Anda menghirup partikel tersebut, Anda bisa tertular. Karena itu, ruangan tertutup dan berventilasi buruk jadi tempat ideal penyebaran TBC.

Siapa yang Paling Rentan Tertular?

Beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi, seperti:

  • Orang yang tinggal satu rumah dengan penderita TBC aktif
  • Penderita HIV/AIDS atau penyakit autoimun
  • Lansia dan anak-anak
  • Penderita diabetes atau kekurangan gizi
  • Perokok aktif atau pengguna narkoba

Namun, siapa pun bisa tertular jika kekebalan tubuh sedang lemah.

Apakah TBC Selalu Langsung Menular?

Belum tentu. Setelah seseorang terpapar bakteri TBC, bisa jadi infeksi tidak langsung berkembang. Ada dua jenis kondisi:

  • Infeksi laten: bakteri sudah masuk ke tubuh tapi tidak aktif. Tidak menular dan tidak menimbulkan gejala.
  • TBC aktif: bakteri berkembang dan menyebabkan gejala. Inilah fase menular yang perlu segera ditangani.

TBC Bisa Disembuhkan, Tapi Butuh Disiplin

Pengobatan TBC dilakukan menggunakan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) selama minimal 6 bulan. 

Perlu disiplin tinggi karena jika tidak tuntas, bisa muncul TBC resisten obat yang lebih sulit diobati dan memerlukan waktu lebih lama, bahkan hingga dua tahun.

Cara Mencegah Penularan TBC

Berikut beberapa langkah penting untuk mengurangi risiko penularan:

  • Hindari ruangan tertutup yang minim ventilasi
  • Gunakan masker saat berinteraksi dengan pasien TBC aktif
  • Tutup mulut saat batuk dan bersin
  • Rutin cuci tangan
  • Periksakan diri jika mengalami batuk lebih dari dua minggu

Untuk bayi, vaksinasi BCG (Bacille Calmette-Guerin) tetap jadi langkah awal yang penting untuk perlindungan terhadap TBC berat, terutama TBC otak.

Pemeriksaan TBC di Klinik Amalia Bunda Medika

Bagi warga Cilacap dan sekitarnya, Anda dapat mengakses layanan pemeriksaan TBC di Klinik Utama Amalia Bunda Medika. 

Klinik ini didirikan oleh Yayasan Amal Bunda, dan fokus melayani pasien lansia serta penerima manfaat program pengobatan gratis.

Kontak Klinik:
📍 Alamat: Jl. Rajiman No. 44, Kebonmanis, Cilacap Utara, Jawa Tengah
📞 WA Center: 0823-2969-9844
📩 Email: amaliabundamedika@gmail.com

Kesimpulan

TBC bisa menimbulkan nyeri di dada, punggung, atau bahkan leher, tergantung lokasi infeksinya. Penularannya terjadi lewat udara, dan bisa menyebar dengan cepat jika tidak diantisipasi. 

Waspadai gejalanya, periksa diri Anda jika batuk lebih dari dua minggu, dan jangan abaikan pengobatan. 

Deteksi dini dan disiplin minum obat bisa menyelamatkan nyawa—termasuk nyawa Anda dan orang-orang tercinta.***

Leave a Comment