Mirip tetapi tidak identik, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan tekanan darah rendah dan kekurangan darah. Tekanan darah rendah dan kekurangan darah sering kali disalahartikan sebagai kondisi yang sama.
Padahal, kedua kondisi ini berbeda. Gejala tekanan darah rendah dan kekurangan darah memang terlihat serupa, tetapi penyebab dan penanganannya sangat berbeda.
Kesehatan tubuh kita sangat dipengaruhi oleh sistem peredaran darah yang berfungsi dengan baik. Dua kondisi yang sering kali membingungkan adalah tekanan darah rendah (hipotensi) dan kekurangan darah (anemia).
Meski keduanya bisa menyebabkan gejala yang mirip, seperti pusing dan kelelahan, namun keduanya adalah kondisi yang berbeda dengan penyebab dan penanganan yang berbeda pula. Mari kita mengenal lebih dalam perbedaan antara tekanan darah rendah dan kekurangan darah.
Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Definisi dan Penyebab
Tekanan darah rendah, atau hipotensi, adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang berada di bawah nilai normal. Secara umum, tekanan darah dianggap rendah jika angka sistoliknya di bawah 90 mmHg dan/atau diastoliknya di bawah 60 mmHg.
Penyebab hipotensi bisa beragam, termasuk dehidrasi, kehilangan darah yang signifikan, masalah jantung seperti bradikardia atau gagal jantung, infeksi berat atau syok septik, gangguan endokrin seperti penyakit Addison atau hipotiroidisme, serta efek samping obat-obatan.
Gejala
Gejala umum dari tekanan darah rendah meliputi:
- Pusing atau pingsan
- Penglihatan kabur
- Mual
- Kelelahan
- Kurang konsentrasi
Penanganan
- Minum lebih banyak air untuk mencegah dehidrasi
- Konsumsi makanan asin (dengan pengawasan medis)
- Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan tekanan darah
- Mengenakan stoking kompresi
- Menghindari berdiri terlalu lama
- Mengubah posisi secara perlahan untuk mencegah pusing
Kekurangan Darah (Anemia)
Definisi dan Penyebab
Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari normal. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Penyebab anemia bisa termasuk kehilangan darah akut atau kronis (misalnya karena menstruasi berat, luka, atau pendarahan internal), kekurangan zat besi, vitamin B12, atau asam folat, penyakit kronis (seperti penyakit ginjal kronis atau kanker), serta gangguan genetik seperti thalassemia atau anemia sel sabit.
Gejala
Gejala anemia sering kali meliputi:
- Kelelahan dan kelemahan
- Kulit pucat atau kekuningan
- Sesak napas
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Nyeri dada
- Pusing atau sakit kepala
Penanganan
- Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
- Suplemen zat besi, vitamin B12, atau asam folat
- Transfusi darah (pada kasus yang parah)
- Mengatasi penyebab mendasar seperti pendarahan
- Diet seimbang dengan asupan nutrisi yang cukup
- Obat-obatan atau perawatan lain tergantung pada jenis anemia yang mendasarinya
Kesimpulan
Meskipun tekanan darah rendah (hipotensi) dan kekurangan darah (anemia) dapat menyebabkan gejala yang serupa seperti pusing dan kelelahan, keduanya adalah kondisi yang berbeda dengan penyebab dan penanganan yang berbeda pula.
Hipotensi berkaitan dengan masalah dalam sirkulasi darah yang menyebabkan tekanan darah menjadi sangat rendah, sedangkan anemia berkaitan dengan jumlah atau fungsi sel darah merah yang tidak mencukupi.
Jika Anda mengalami gejala yang konsisten atau parah, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Dengan memahami perbedaan antara kedua kondisi ini, Anda dapat lebih baik dalam mengelola kesehatan Anda dan mendapatkan perawatan yang sesuai.